Pilpres 2009 Warga-21

Agustus 6, 2009

Sertijab Ka. RW-21

Juni 13, 2009

logorwAlhamdulillah, Sabtu, 13 Juni 2009, Pkl. 19.30 ini akan dilaksanakan serah terima jabatan pengurus RW-21 dari pengurus lama periode 2006-2009 kepada pengurus baru periode 2009-2012. Kepala Desa beserta jajarannya serta Ka. BPD Tanimulya, Tokoh Masyarakat, Warga serta Undangan lainnya siap untuk hadir dan melaksanakan pengukuhan dan ikut menyaksikan prosesi sertijab tersebut. Adapun Ketua RW-21 yang lama, telah menjabat selama dua periode kepengurusan, dan sesuai ketentuan tidak dapat dipilih kembali. Konsistensi menghindarkan stagnasi dan menjalankan kelancaran regenerasi kepemimpinan organisasi supaya tetap optimal kinerjanya.

Pemilihan Ketua RW-21 yang baru, dilakukan secara langsung oleh warga dan disepakati secara aklamasi melalui musyawarah-mufakat dalam formatur panitia pemilihan yang telah dibentuk sebelumnya. Kanditat Ketua terpilih ditetapkan untuk nama calon yang mendapatkan suara terbanyak dari ketentuan 3 (tiga) besar calon. Dalam proses penjaringan 3 (tiga) nama calon yang mendapat suara terbanyak tersebut, Panitia menetapkan persyaratan LDPT (Loyalitas, Dedikasi, Prestasi dan Tidak tercela). Terpilih tiga nama dari 11 (sebelas) nama calon yang muncul, yaitu ; Jaetun, S.Ag. (249), Ir. Nugroho JW. (59) dan Drs. Hamsani (20) suara. Dengan demikian, peraih suara terbanyak an. Jaetun, S. Ag. dapat ditetapkan sebagai Calon Ketua RW-21 yang baru dan sepakat ditetapkan pula Nugroho JW., ST., mengisi Calon Wkl Ka. RW-21. 

Jaetun, S.Ag., dalam kepengurusan RW-21 yang lama adalah Ketua Seksi Pendidikan dan Agama serta pernah menjabat Ka. RT-03 dan Sekretaris RW-21 di periode 2003-2006, dan Nugroho JW., ST., adalah Ka. RT-04 periode 2006-2009. Hasil pemilihan tersebut dinyatakan sah dan mempunyai legalitas serta legitimated untuk dikukuhkan. Prosesi pemilihan berlangsung jujur dan adil serta tertib, aman dan lancar serta dalam suasana yang sangat kondusif.

Adapun Panitia pemilihan yang diberi mandat melaksanakan tugas ini yaitu :

  1. Yayan, S.Pd., M.Pd (Sekretaris RW-21 sebagai Ketua / Tim Kerja)
  2. Wastaman, B.Sc. (Ka. RT 01 sebagai Anggota / Tim Kerja)
  3. Drs. Hamsani, (Ka. RT 02 sebagai Anggota / Tim Kerja)
  4. Yana Karyana, S.Kom., (Ka. RT 03 sebagai Anggota / Tim Kerja)
  5. Nugroho JW, ST., (Ka. RT 04 sebagai Anggota / Tim Kerja)
  6. Hajar Aswandi, Bc.Hk. (Ka. RT 05 sebagai Anggota / Tim Kerja)
  7. Imam Santoso, SH., (Ka. RT 06 sebagai Anggota / Tim Kerja)

Melalui kesempatan ini pula, Ka. RW-21 yang lama beserta jajaran pengurusnya yang telah demisioner, menyampaikan permohonan ma’af yang sebesar-besarnya atas berbagai kekurangan, kealfaan atau kekhilafan yang menyebabkan sesuatu hal tidak berkenan di hati Warga-21. Serta mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya atas peran dan partisipasi seluruh Warga 21 yang selama ini telah bahu-membahu membangun kebersamaan untuk menghantarkan lingkungan RW-21 yang tentram, tertib dan aman.

Masih banyak harapan-harapan warga yang belum dapat diwujudkan, mudah-mudahan oleh pengurus yang baru dapat dilanjutkan. Kalaupun ada manfaat dari sedikit kiprah yang telah diperbuat pengurus lama serta dapat dirasakan sebagai kebaikan bersama, mudah-mudahan menjadi catatan jariyah untuk Kita bersama. Wallohu muwaffiqh ilaa aqwamith-tarieq.

Majulah Warga-21, selamat untuk pengurus baru, selamat berjuang… Lanjutkan…

Salam,
T. Ahmad Pathoni.


Wisata Warga 21 ; “Tour ke Taman Buah Mekarsari”

April 29, 2009

bis-wisata2Menyongsong berakhirnya masa bhakti kepengurusan RW-21 periode 2006-2009, pengurus PKK Anggrek RW-21 mempunyai prakarsa untuk mengadakan rekreasi keluarga ke beberapa tempat, dengan tujuan utama “Taman Wisata Nuansa Buah Mekarsari” (Mekarsari Amazing Tourism Park) – Cileungsi, Bogor, dan sekitarnya :

  • Hari / Tanggal : Minggu, 03 Mei 2009
  • Kendaraan : Bus Parawisata Full A/C (PO Pudja / Kramat Djati)
  • Kapasitas Peserta : 60 Seats
  • Peserta : Ibu-ibu pengurus PKK, Posyandu, Para Pengurus RT/RW, Warga.
  • Biaya : @ Rp.40.000,- / seat/Orang. (Biaya Ticket masuk Utama, Ticket Kereta Keliling, dan 1 x Makan Siang sudah ditanggung Panitia dari dana Subsidi donasi dan Kas PKK).
  • Lain-lain : Ada acara khusus, Outbound, ‘door price’ dan hadiah menarik…

Antusias peserta cukup tinggi. Kapasitas 60 kursi yang sudah disediakan Panitia sudah terisi. Maka untuk warga yang masih berminat, mohon ma’af tidak dapat menambah lagi ; atau tidak menutup kemungkinan dapat membawa kendaraan sendiri dan ikut bergabung dalam rombongan.

Mohon do’a dari semua warga khususnya, semoga ‘Rekreasi Warga-21’  ini selamat di perjalanan, tks.

Majulah Warga 21 ; pererat kebersamaan, silaturahmi dan persaudaraan… 


Pemilu Legislatif 2009

April 12, 2009

pemilu1Alhamdulillah, wash-sholaatu wassalaamu ‘ala rosulillah wa ‘ala aalihi washohbihi waman wa lah. Amma ba’du.

Kamis, 09 April 2009 ; di lingkungan warga kita telah terlaksana dengan baik dan lancar proses pemilihan umum untuk anggota legislatif DPRD Kabupaten, Provinsi, DPR RI dan DPD sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kegiatan ini diikuti dengan antusias oleh seluruh Warga 21. 85% nama yang terdaftar dalam DPT menunaikan hak-nya dengan baik.

Kepada seluruh Anggota Panitia Pelaksana Pemungutan Suara di TPS 11 dan 12  Rukun Warga 21,  sebagai relawan yang tiada mengenal lelah,, melalui kesempatan ini seluruh warga menyampaikan rasa terimakasih  dan penghargaan yang setinggi-tingginya. Semoga Alloh SWT membalas kebaikan tersebut dengan imbalan pahala yang berlipat ganda dalam rangka tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang Kita cintai ini. Dan mudah-mudahan wakil rakyat di lembaga legislatif yang kelak terpilih, dapat menjalankan amanah ini dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab.

Semoga kebersamaan Kita Warga-21 dalam berbagai kegiatan senantiasa terjaga dengan baik, tks.  🙂


Hikmah

Desember 29, 2008

Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan sembahyang dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

(Q,S. Al Baqarah : 277)


Rehat : “Capolaga”, Wisata di Panaruban – Subang

Desember 25, 2008

Advertensi : capolaga-gambar-kecil“Capolaga”, sebuah tempat Wisata di Panaruban – Sebelum Ciater, Subang.

Beberapa kali menikmati akhir pekan di Ciater Subang Jawa Barat, rasanya ingin menikmati sesuatu yang baru. Bukan karena bosan berendam di air panas alami atau tracking di kebun teh, tetapi karena yakin sekali, masih banyak sisi lain Subang yang belum saya datangi.Berkuda, atau pun joging tidak menjadi pilihan pagi itu. Dari Ciater, saya berjalan kaki ke Sagala Herang. Seorang tukang ojek memberi tahu lokasi curug (air terjun, red) yang belum terlalu lama dibuka. Lokasinya ada di dalam kawasan kebun teh, terlindung di salah satu sisi bukit.

Rasa penasaran membuat saya mengikuti ajakan ini. Ternyata bukan pilihan yang salah. Perjalanan selama sepuluh menit dipuaskan dengan bentangan tanaman teh di kiri dan kanan jalan. Di tempat ini pula, tujuh ekor elang Jawa (Spizaetus Bartelis) dilepaskan. Tidak ada polusi, dan hanya sesekali motor roda dua yang melintas.

Ketika sampai, portal masuk ke kawasan kebun teh belum dibuka. Jalanan batu menghantarkan kaki ke gemericik air terjun yang bening. Tempatnya sangat sederhana, namun bersih dan sangat alami. Begitu kaki terendam, rasanya nyaman sekali. Terlebih ketika air dari Curug Sinam ini membasahi kepala dan bahu kita. Meski tidak terlalu tinggi, tetapi nyaman sekali rasanya menikmati derasnya air gunung yang jatuh dari ketinggian. Atau sekedar duduk di atas batu besar, merendam kaki di air yang dingin. Buat saya, menemukan air terjun ini sudah seperti menemukan surga kecil, terlebih tidak ada orang lain yang mengusik ketenangan saya menikmati gemericik air.

Ternyata ada surga lain yang tersembunyi di bentangan Tanah Subang ini. Tepatnya di Kampung Panaruban, Desa Cicadas, Kecamatan Sagala Herang, Kabupaten Subang. Tidak sampai lima menit,”pintu surga” itu sudah kelihatan. Di tempat ini saya berjumpa dengan Pak Cece Suhana, pemilik Capolaga Adventure Camp.

Letak geografisnya terhampar di antara Gunung Tangkuban Perahu dan Gunung Burangrang, sehingga sepanjang waktu kesejukan di tempat ini sangat terasakan. Selain hamparan teh, dan kawasan yang nyaman untuk elang Jawa ini juga ada Surili (Presbytis Comata), bunga bangkai (Amarpholus Annurifer) dan jamuju (Dacrycarpus Imbricatus.)

Jaga Keseimbangan

Di lahan seluas 13 hektare, empat hektare yang diantaranya untuk wisata, terdapat empat curug yaitu Curug Sawer, Curug Karembong, Curug Cimuja dan Curug Goa Badak. Jarak dari satu curug ke curug yang lain tidak terlalu jauh. Antara curug yang satu dengan lainnya bisa ditempuh dengan jalan kaki karena jaraknya yang hanya ratusan meter. Curug-curug ini terbentuk dari pertemuan beberapa sungai yang melingkari kawasan wisata ini. Dari aliran Sungai Cimuja, terbentuk air terjun Cimuja, Curug Karembong dan Curug Goa Badak. Dari aliran Sungai Cikoneng terbetuk tiga curug lainnya yaitu Curug Jodo, Curug Lisung dan Curug Sawer. Masing-masing memiliki ketinggian berbeda. Curug Karembong misalnya antara lain dimanfaatkan untuk water theraphy. Meski menjadi kawasan wisata, tetapi Cece Suhana mengatakan, Capolaga Adventure Champ merupakan kawasan rekreasi terbatas.

Penggunaannya disesuaikan dengan keseimbangan alam yang mendukungnya. Selain itu ia menerapkan peraturan tegas agar tidak merusak atau mengotori alam selama aktivitas berlangsung di kawasan tersebut.Keseimbangan ini ia jaga, agar tidak merusak alam, terlebih di seputar daerah aliran sungai yang seperti Sungai Cikoneng, Sungai Cimuja, Sungai Cijulang, Sungai Ciasem yang mampu mengalirkan air dengan debit seribu hingga tiga ribu per detik untuk penduduk sekitar. Selain curug, Anda bisa melakukan outbond, family atau company gathering, adventure sport, tracking, bird watching, tea walk, camping, weekend barbeque party dan melakukan kegiatan fotografi. Bahkan, untuk pengambilan foto prewedding pun, bisa menjadi pilihan yang tepat, karena landscape yang menarik.Kawasan untuk camping yang dibagi dalam beberapa blok mampu menampung lebih dari dua ratus orang. Fasilitas lain yang bisa digunakan yaitu, pesanggrahan, shelter, kolam pancing, kolam mandi alam, lintasan jalan setapak, jembatan, tempat parkir dan toilet yang dibuat ramah lingkungan. Bagi Anda yang sekedar ingin tracking, tiketnya sangat murah. Per orang hanya membayar lima ribu rupiah.

Mudah Dijangkau

Menjangkau Panaruban cukup mudah dilakukan. Dari arah Utara, arah Pamanukan –Subang, masuk ke Kota Subang, Ciater, Sagala Herang dan Anda akan temukan Panaruban. Dari arah Timur, Anda melewati Sumedang, Jalan Cagak, Ciater,Sagala Herang dan panaruban. Sedangkan dari Selatan, melalui Bandung – Lembang, Tangkuban Perahu, Ciater, Sagala Herang dan Panaruban. Untuk arah Barat, arah Jakarta Cikampek, Purwakarta, Wanayasa, Sagala Herang dan segera Anda akan temukan Panaruban.

Dalam jarak tempuh normal, dari Jakarta bisa dicapai dua jam perjalanan, satu jam dari kota Bandung, satu jam dari Kota Purwakarta, 30 menit dari Subang dan Lembang, 15 menit dari Sagala Herang dan sepuluh menit dari Ciater. Ada baiknya, untuk melakukan reservasi untuk melakukan berbagai kegiatan di tempat ini. Pak Cece bisa dihubungi pada nomor telepon +62-260-470941 atau mengirimkan email di capolaga@yahoo.com. Capolaga Adventue Camp merupakan usaha keluarga. Tanah dibelinya sejak 1988. awalnya hanya untuk keluarga dan sahabat keluarganya saja. Tetapi tahun 2003 informasi berkembang dari mulut ke mulut.

Pensiunan TNI AU dengan pangkat terakhir Mayor ini memutuskan tinggal di Panaruban pertengahan tahun 90 an. Ahli mesin ini tahun 1992 juga memasok mesin-mesin untuk pabrik pupuk di daerah tersebut. Ketika listrik belum masuk ke daerah tersebut, ia menjual listrik tenaga turbin pada tahun 1992-1996. Dengan kekuatan 35 KW, listriknya mampu menyala selama enam jam. Meski kemudian usaha itu rugi ketika PLN sudah masuk ke wilayah itu. Kini dalam sebulan, kurang lebih 100 tamu yang datang. Pendapatan dari usaha ini kurang lebih Rp 500.000,00 – Rp 600.000,00. Jumlah ini sangat kurang untuk biaya operasional. Termasuk menggaji 16 karyawannya. Untuk gaji saja paling tidak suami Tati Maryati Suhana tersebut mengeluarkan dana tidak kurang Rp 10 juta.“Niat yang pertama, menolong penduduk sekitar yang tidak mempunyai pekerjaan. Meski belum semua bisa dipekerjakan di tempat ini, tetapi sedikit orang lebih baik daripada tidak melakukan apa-apa sama sekali,” ujar Cece. Berjalan kaki di bentangan jalan yang hening di Capolaga, rasanya menentramkan jiwa. Energi baru pun terkumpul untuk memulai lagi aktivitas di Jakarta.

(Cerita seorang teman, Sumber cerita “halamansatu.net”)


HARI RAYA BESAR

Desember 22, 2008

Oleh : A. Mustofa Bisri

Idul Adha atau Hari Raya Kurban disebut juga Hari Raya Haji dan Hari Raya Besar. Hari tanggal 10 Dzul Hijjah inilah puncak pelaksanaan ibadah haji, jama’ah haji dari seluruh dunia, setelah wuquf di Arafah dan menginap di Muzdalifah, kemudian melempar jumrah Aqabah dan melaksanakan penyembelihan ternak kurban di Mina. Sementara kaum muslimin yang tidak sedang berhaji, melakukan sembahyang Ied dan menyembelih kurban.

Setiap kali datang Hari Raya Besar, Idul Adha, kita selalu diingatkan kepada kisah nabi Ibrahim dan puteranya, nabi Ismail.

Seperti kita ketahui; lama sekali nabi Ibrahim ingin mempunyai anak. dan baru kesampaian keinginannya itu setelah tua renta. Kita bisa membayangkan betapa bahagia dan senangnya nabi Ibrahim ketika mendapat anugerah seorang anak yang istimewa, cakap, dan alim. Seorang anak yang tidak hanya dapat dijadikan pengisi kekosongan, tapi lebih dari itu dapat dijadikan ‘tangan kanan’ yang selalu mendampingi sang ayah dalam berjuang dan kiprah kemasyarakatannya.

Tapi, bayangkan!, tiba-tiba datang perintah dari Allah agar nabi Ibrahim menyembelih buah putera hatinya itu. Mengenai perintah Tuhannya ini, nabi Ibrahim tanpa sedikit pun keraguan –meski kedengaran mengharukan– bertanya kepada puteranya, “Bagaimana pendapatmu, anakku?” Dan hebatnya, sang putera menjawab dengan tidak kalah mantap, “Ayah, laksanakan saja apa yang diperintahkan kepada ayah. Ayah akan melihat saya insyaAllah termasuk orang-orang yang tabah.”

Apakah yang lebih berharga dari anak dan nyawa sendiri? Sebagai bukti ketaatan dan kecintaannya kepada Tuhannya, nabi Ibrahim bersedia dengan ikhlas mengorbankan anaknya sendiri yang nota bene sudah lama sekali diidamkannya; nabi Ismail bersedia dengan ikhlas mengorbankan nyawanya.

Kemudian, seperti semua sudah tahu, karena ketulusan mereka, sang anak yang sudah pasrah disembelih, diganti dengan seekor domba.

Suatu teladan yang ‘ekstrem’ tentang ketulusan pengorbanan kekasih bagi kekasihnya. Pengorbanan pemuja bagi pujaannya. Pengorbanan dan loyalitas hamba kepada Tuhannya.  Teladan pengorbanan kedua hamba pilihan itu akan semakin tampak ‘ekstrem’ bila kita pandang sekarang. Pengorbanan mereka berdua bukan saja membuktikan betapa luar biasanya kecintaan dan ketaatan mereka kepada Tuhan mereka. Tapi sebelum itu, membuktikan tingkat pengenalan mereka terhadap Tuhan atas nama siapa pengorbanan itu diikhlaskan.

Dimulai dari pengenalan, lalu sayang dan cinta, kemudian ketulusan berkorban. Bila merujuk ungkapan klise, “Tak kenal maka tak sayang”, maka bisa dilanjutkan dengan ungkapan, “Tak sayang maka tak sudi berkorban.”

Orang yang tidak mengenal tanah-air-nya, misalnya, mungkin karena tidak merasa pernah makan dari hasil tanah yang dipijaknya dan merasa tidak pernah meminum airnya, boleh jadi tidak sayang kepada tanah-air-nya itu. Maka jangan bayangkan orang tersebut mau berkorban untuk tanah-air-nya. Merusaknya pun mungkin tidak membuat nuraninya terusik.

Kalau kita kembali kepada kisah nabi Ibrahim dan nabi Ismail yang setiap Idul Adha kita kenang, maka kita bisa mengatakan bahwa pengenalan yang sangat dari mereka berdua terhadap Tuhan merekalah yang membuat mereka sangat menyintai dan memujaNya, sehingga rela berkorban apa saja demi mendapatkan ridhaNya.

Demikianlah; besar-kecilnya kerelaan berkorban tergantung pada besar-kecinya pengenalan dan kecintaan.

Nabi Ibrahim dan nabi Ismail sangat mengenal Allah dan tahu persis apa saja yang membuat Tuhan mereka itu ridha dan apa saja yang membuatNya murka. Maka pengorbanan mereka pun tidak pernah sia-sia. Jadi memang tidak bisa hanya bermodal semangat mendapat ridha Allah, tanpa mengenalNya dan tanpa mengetahui apa saja yang membuatNya ridha dan apa saja yang membuatnya murka. Wallahu a’lam.

Selamat Idul Adha! Selamat Berkurban!


Pengaspalan Jalan Swadaya Warga RT-06

Desember 19, 2008

Kamis, 18 Desember 2008 ; pengaspalan jalan utama dengan hot-mix di wilayah RT-06 / RW-21 dimulai pelaksanaannya. Inisiatif ini merupakan kegiatan pengaspalan jalan pertama di wilayah kita yang biaya sepenuhnya ditanggulangi oleh warga setempat, yaitu setiap rumah yang menghadap jalan tersebut urunan sebesar @ Rp1,350 rb. / rumah. Rintisan swadaya ini, dilakukan -/+ 2 th dengan cara cicilan tabungan.

Dedikasi panitia yang dimotori oleh P Duzan, P Eddy, P Imam, P Subagiyono dan seluruh warga, telah membuahkan hasil atas tingginya kebersamaan. Bagaimanapun jalan tersebut akan dinikmati oleh seluruh Warga 21, atau pemakai lain yang nota bene bukan saja Warga RT-06.

Swadaya seperti ini, tentu diharapkan dapat memicu kita yang telah lama berwacana ingin memperbaiki jalan-jalan, tetapi senantiasa terbentur banyak faktor.

Rasa syukur atau terimakasih tentu kita sampaikan kepada Warga RT-06, mudah-mudahan pemberdayaan potensi warga kita selalu optimal.

Melalui kesempatan ini pula, memohon ma’af kepada warga lain yang mengalami pengalihan arus lalu lintas.

Selamat dan sukses, terus tingkatkan solidaritas dan kebersamaan kita. Majulah Warga-21.

 

Salam,

Ka. RW-21


Pengelolaan Ibadah Qurban Warga-21

Desember 5, 2008

Assalamu ‘alaikum wr. wb.,

Panitia ‘Iedul Adha 1429 H – DKM Masjid Jami Al-Hikmah RW-21 ; menerima titipan pelaksanaan ibadah hewan qurban Warga untuk dikelola sebagaimana mestinya.

Untuk Warga yang tahun ini belum sempat menunaikan Ibadah Hewan Qurban, dapat berpartisipasi memberikan infak/shodaqoh dalam rangka ikut men-syi’ar-kan bulan agung tersebut…

Silakan hubungi langsung Panitia pengelola di Masjid Al-Hikmah atau menghubungi Para Ketua RT masing-masing yang bertindak sebagai Koordinator penerimaan dan pendistribusian.

Terimakasih atas perhatian Warga, semoga pelaksanaan ibadah ‘iedul adha tahun ini, semakin menambah taqorrub Kita kepada Alloh SWT. , Amin. Wassalamu ‘alaikum wr. wb.

Ketua Panitia Pelaksana ‘Iedul Adha 1429 H,

Bambang Al-Kabul.


Nyawang : “Ngadu Bako”

November 19, 2008

visi-misirev1

Oleh : T. Ahmad Pathoni / Ka. RW-21

Upaya menciptakan lingkungan Warga-21 agar tentram, tertib dan aman ditata secara komprehensip dari seluruh aspek ; agama / idiologi, sosial, ekonomi, budaya, politik, hukum, keamanan dan teknologi. Tidak parsial supaya integral, sistemik dan sinergi. Dan bila ada masalah Kita analisis secara diagnostik, tidak remedial. Diselesaikan mulai dari akar-akarnya. Kita menginginkan adanya masyarakat komunal, saling peduli, tidak individual. Ditilik faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahannya, serta faktor eksternal yang menjadi kesempatan atau peluang dan ancamannya. Supaya mempunyai strategi yang tepat dalam bertindak, berada di posisi mana Kita berada. Begitulah setidaknya inti kata guru besar Manajemen Strategi dari Program Magister Unpad, Prof. Feisal Afif atau Prof. Kusnaka Adimihardja, ahli antropologi budaya dan sosiologi negeri Kita, atau kata Expert Strategic Planning Prof. Iman Sudirman dan Dr. Ubuh Buchara dari ITB, dan Prof. Komaruddin dari UPI, tokoh-tokoh yang pernah dekat dan menjadi pembimbing penulis.
Tentram (Sakinah) adalah kondisi “ruhaniah” warga yang secara kongkrit dapat mewujudkan ketenangan lahir dan batin. Merasa betah, terformulasikan dalam perilaku yang baik, ahlak terpuji.
Tertib (Tumaninah ; ‘merele metakeunana, ngaheulakeun nu ti heula, mandeurikeun nu pandeuri) adalah terhindarnya perilaku “jasmani” melanggar norma bersama yang formal maupun nonformal, taat pada aturan yang boleh atau terlarang. Patut atau tidak menurut ketentuan.
Aman (Iman, amanah) adalah kepercayaan adanya perlindungan keselamatan jiwa, harta, akal, agama dan keturunan yang terhunjam didalam lubuk kalbu sanubari. Hakekatnya bergantung kepada Ketentuan Sang Pencipta. Syareatnya mesti melalui ihtiar sesama. Penjagaan fisik dan nonfisik dari gangguan pihak lain terhadap tentram dan tertib. Dimulai tarapti dari diri sendiri.
Implementasi satunya fikiran, ucapan dan tindakan ; jabaran dari tentram, tertib dan aman diupayakan terinternalisasi dalam tata kelola Warga-21 yang baik (good governance) melalui konsepsi ‘ngadu bako’.

‘Ngadu bako’ adalah akronim yang penulis buat dari kalimat ‘NGAriung DiUk BAreng jeung KOkolot’, suatu cara komunikasi timbal balik, urun rembug, lesehan, ngampar-samak atau cukup duduk2 dan ‘standing’ saja, atau dengan berselancar di dunia maya ini. Mengajak partisipasi warga supaya berdaya, empowerment. Mendapatkan input atau feedback dari seluruh komponen warga atas berbagai hal yang diterapkan pengurus warga (RT/RW) supaya proses mengeluarkan sesuai harapan. Top Down Policy, Bottom-Up Report (Dari atas kebawah, dari bawah ke atas). Mendapatkan perencanaan yang matang, pelaksanaan yang tepat, pengawasan yang ketat. Medianya memang jadi bisa bermacam-macam, yang pasti tujuannya tercapai, ‘caina herang laukna beunang’, transparan dan akuntabel. Suasananya sangat cair dan penuh keakraban-kebersamaan. Warga Kita, mirip representasi Indonesia. Ada yang dari Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Bali, dll dengan berbagai suku, agama, bahasa dan adat istiadatnya. Stratata pendidikan, ekonomi, sosial yang rata-rata sudah mapan dan bervariasi, berbaur dalam kesetaraan Warga-21 yang saling toleran dan menjungjung silaturahmi dan kekeluargaan.

Indonesia Kita ingin menuju kemandirian, keluar dari keterpurukan. Butuh perubahan, senantiasa butuh manusia yang bersumber daya terbaharukan untuk menghadapi persaingan global. Dalam berbagai keterbatasan, Kita butuh inovasi untuk unggul secara kompetitif maupun komparatif. Dikelola secara amanah, untuk adil dan sejahtera mengantarkan kepada masyarakat makmur. Padahal modal dasar sudah melimpah, sumberdaya manusia dan sumberdaya alam yang tiada duanya. Anugrah Maha Pencipta.

Penulis teringat di awal-awal dalam warga Kita. Bagaimana memulai perubahan lingkungan baru Kita secara significant agar sesuai dengan kebutuhan bersama, ruhani-jasmani. Cita-cita masyarakat baru yang akan terdiri dari keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah dambaan Kita semua. Kita memulai dengan ihtiar membangun sebuah masjid. Mencontoh hal pertama yang dilakukan Nabi SAW dengan Masjid Quba untuk kemudian menata masyarakat di Yastrib, yang kemudian berubah nama menjadi Madinah Al-Munawwaroh (Kota yang mendapat Cahaya. Al-Munawwaroh ; Segat isim maf’ul, dari wajan faroha. Asal kata dari naarun, yaitu api atau cahaya). Madinah di zaman Nabi SAW menjadi cikal bakal atau salah satu referensi ‘Masyarakat Madani” yang banyak digagas para penganjur perubahan tata kelola negara di bumi pertiwi ini sebagai Civil Society. Tata kelola di Madinah ini direferensikan sebagai zaman yang mendapat peradaban. Bagi Kita, masjid sebagai ibarat ‘ ikan dengan airnya’ yang tak bisa dipisahkan. Dengan ini jadilah ada Al-hikmah masjid Kita itu. Fungsi masjid Kita itu, dalam pendiriannya disiapkan bukan sebagai sarana ibadah mahdoh saja (Sholat saja misalnya), tetapi berfungsi juga sebagai sarana ibadah goer-mahdoh, pendidikan, siyasah, sosial, dakwah, budaya, pemberdayaan ummat, advokasi dhuafa, dan lain-lain fungsi sepanjang tidak bertentangan dengan syara’ untuk membuat perubahan sosial (Social Changes), meningkatkan iman dan taqwa (Spiritual Improvement). . Inilah sebenarnya esensi fungsi masjid. Kenapa Kita namakan Masjid Kita dengan ‘Al-Hikmah’, memang ada ‘asbabun nujulnya’ juga.

Dan Kita rasakan dalam prosesi inilah potensi sumber daya warga Kita benar-benar berdaya. Dalam waktu singkat, di tahun 2000, mengawali abad milenium kedua, masjid Kita dengan arsitektur prima minimalis itu dapat tuntas berfungsi untuk Kita gunakan, dst. Kemudian agar ada yang mengurus (Takmir) dan senantiasa membimbing Kita, jadilah ada DKM serta beberapa forum pengajian bergilir antar rumah di RT-RT. Ingin memiliki induk atas sebuah kedaulatan berwarga, jadilah Rukun Warga-21 dari asal dua RT. Malam-malam Kita tetap keluyuran agar terhindar dari ulah tangan jahil, jadilah ada Siskamling malam dan siang, tenaga pengamanan dengan pos-pos rondanya di tiap RT. Ada yang membuangkan sampah supaya kesehatan terjaga, lingkungan bersih, jadilah subkontrak pengangkutan sampah dengan ‘Pa Enco’. Mengatasi keadaan gelap gulita, Kita sosialisasikan neonisasi, yaitu warga menyediakan penerangan di depan rumahnya untuk jalan. Kita pasang PJU, dll. Ingin memberikan peran kepada ibu-ibu Kita, jadilah PKK Anggrek 21, Poktan, Kader2 dan majlis ta’lim muslimahnya yang cukup proaktif. Kwatir anak-anak Kita dalam pendidikannya, diupayakan majlis ta’lim anak, halaqah atau klasikal, jadi pulalah TK/TPA “Nurul Hikmah”. Kita ihtiarkan pula adanya Madrasah untuk wahana belajarnya dan aula kebutuhan kita beserta pembenahan halamannya. Tidak ketinggalan untuk menyalurkan hoby atau menjaga kesehatan jasmani, jadilah lapang-lapang bulu tangkis, bola volly, putsal, dsb. Bahkan masalah kesulitan tempat pekuburanpun teratasi, pemakaman cijerah bagi Warga-21 beserta layanan pemulasaraannya. Kita peduli saudara kita yang dhua’fa, jadilah kiprah PHBI, tabligh akbar dalam rangka peringatan Maulid Nabi SAW, Isra’ Mi’raj, Nujulul Qur’an, baksos santunan yatim piatu, pembagian sembalo, pengelolan zakat/fitrah, halal bi halal dan qurban yang senantiasa melimpah. Agenda tetap HUT RI berjalan dengan baik tiap tahunnya dengan berbagai ekspresi. Memanfaatkan ‘hal gaib’ informasi teknologi – membangun website di internet serta men-set-up hot-spot nya melalui konsep RT/RW-Net, Dan seterusnya kiprah-kiprah yang lain…. Tak kalah menyita waktu juga, membangun hubungan dengan pemerintahan dan melayani kebutuhan warga ; KK, KTP, SKCK, NA, Raskin, BLTM, Konversi kompor Gas, Vooging, Korpe, Menyelesaikan Konflik, Posyandu, PIN, dsb. Menyelenggarakan TPS pemilu legislatif/presiden/gubernur/bupati/Kades, berhasil dengan baik dijalankan tanpa gejolak. Semuanya berkat kebersamaan kita. Ibaratnya kita sekarang seperti gadis cantik yang dikerling banyak orang. Tak sedikit yang telah menyatakan rasa jatuh cinta kepadanya.

Jadi, tidaklah heran kalau di Warga-21 banyak kegiatan positif yang telah dikerjakan bersama. Ada ladang untuk berlomba menanam kebaikan. Aspek struktural dan kulturalnya. Kinerja atas kiprah ini manis memang. Meski masih sangat banyak hal yang belum tergarap, tantangan tentunya. Kadangpun kepahitan menerpa, ini karena hukum alam yang berpasangan, ada siang ada malam. Mungkin inilah kilas balik ke belakang kiprah kita sejauh ini. ‘Nyawang’ ternyata dapat juga menjadi instrospeksi diri atau muhasabah untuk melihat diri ke belakang, perbaikan ke depan. ‘Sasieureun, sabeunyeureun’ menjadi voluntir, memanfatkan sedikit waktu terluang untuk berbuat bagi kebaikan lingkungan Rukun Warga-21,   ‘Rumah Kita’ bersama. Semoga kiprah tersebut bermanfaat dan sedikit memenuhi harapan baru untuk menata perubahan lingkungan ke arah yang lebih baik dengan berkah yang melimpah tentunya… *** 🙂